Rabu, 01 Februari 2012

Secarik Kertas Untuk bunga - part 1

Di sore ini aku termenung mengingat semua yang pernah ku alami selama bertahun-tahun lalu, aku mengingat semua kenangan sedih yang pernah ku alami . Nama ku bunga , umurku 16 tahun dan aku sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah negeri di jakarta. Aku ingin menceritakan masa laluku yang sangat menyedihkan dan mengharukan,kisah ini ku alami saat aku baru di lahirkan namun di tinggalkan di sebuah panti asuhan karna sesuatu yang orang tuaku pun tak ingin lakukan.

  Hari itu di malam yang pekat, seorang ibu membawaku ke sebuah panti asuhan yang berada di daerah bogor.
Dalam dinginnya malam ibu itu berlari sambil menangis karna harus melepaskanku, aku hanya seorang bayi yang tak mampu berbuat apa-apa.
Tangisanku sangat kencang karna tertimpa dinginnya angin malam, aku dan ibu itu tak tau harus kemana dan harus berbuat apa .
Saat itu ibu yang menggendongku mencari tempatku untuk di titipkan, setelah beberapa waktu kamipun singgah di sebuah PANTI Asuhan SOSIAL ANAK yang bernama "Permata Hati".
Ibu yang menggendongku kemudian mengetuk pintu panti tersebut, dan dia berbincang dengan pemilik panti tersebut.

"Maaf ibu, ada yang bisa di bantu?"
"Ibu, saya boleh tidak menitipkan anak saya. Saya berjanji akan menjemputnya lagi!!"
"Sebelumnya , saya minta maaf . Saya tidak berani jika ibu tidak memberikan alasan yang jelas"
"Maaf, ibu saya sangat membutuhkan bantuan ibu"
"Saya minta maaf bu, saya tidak bisa menerima jika ibu tidak memberi alasan yang jelas"
"Baiklah, saya lari dari rumah, Saya takut ayah saya akan membunuh bayi saya ini"
"Astaga, bagaimana bisa bu. Dia kan anak ibu"
"Sangat sulit menceritakkannya ibu"
"Baiklah, kalau begitu ibu bisa menitipkan anak ibu disini. Siapa nama bayi ini bu ?
"Namanya Bunga, Bunga Melati "
"Bagus sekali namanya Ibu"
"Saya berharap kelak saat dia dewasa dia bisa menerima semua yang terjadi , saya juga ingin agar dia selalu di kenang karna kebaikannya . Saya yakin suatu saat saya akan bertemu dengannya pada waktu yang tepat, dan saya juga ingin anak saya ini menjadi seseorang yang penyayang dan penyabar "
"Bagus sekali doa dan arti dari nama anak ibu, baiklah kalau begitu ibu tinggal di sini dulu untuk malam ini"
"Terima kasih ibu, semoga Tuhan membalas semua kebaikan Ibu kepada saya"
"Sama-sama ibu, Tuhan itu selalu mempertemukan kita pada waktu yang tepat ibu, karna Dia tau bahwa ibu adalah orang yang baik"
Malam itu aku tidur di pelukkan ibuku, dan itu adalah terakhir kali ku merasakan kasih sayang dan pelukkan hangat ibu kandungku untuk waktu yang lama.
Pada pagi hari, ibuku sudah tak ada lagi di sampingku, aku hanya menagis keras di tempatku tidur.

"Anak manis, jangan menangis ibu mu hanya pergi sebentar . Ibumu adalah seorang ibu yang baik"
hanya tangisan yang ku keluarkan "oaaaaa........ooaaaaaaa"

   Waktupun berlalu begitu cepat, aku sudah tumbuh menjadi seorang anak yang rajin membantu ibu panti untuk mengurus bayi yang lain. Aku sudah berumur 8 tahun , dan aku sangat menyanyagi ibu panti seperti ibu kandungku.
Aku juga menyayangi anak-anak panti seperti adik-adikku.

Di hari itu aku bertanya kepada ibu panti
"Ibu, kok adik-adik ku ini di tinggalkan di sini?"
"Ya anakku, itu karna banyak hal yang terjadi mungkin orang tuanya tidak mampu membiaya kehidupannya. Ibu sayang mereka seperti ibu menyanyangimu, jangan pernah membiarkan mereka kesusahan ya anakku"
"Iya ibuku sayang"
"baguslah kalau begitu, cepat anakku yang ibu sayangi .Mandikan adik-adikmu"
"ia bu, oh ya bu . Aku mau bertanya?"
"Ia, kenapa anakku"
"Ibu, apa aku ini anak kandung ibu ? atau hanya titipan seperti adik-adikku"
Sentak ibu panti terdiam dan terlihat murung.
Lalu aku berkata lagi
"Maafkan aku ibu karna menanyakan hal yang  tidak pantas, kalau begitu aku mau memandikan adik-adiku ya ibu ku sayang"

Kemudian aku mencium keningnya dan mulai beranjak meninggalkan ibu ke dua ku itu ,namun tetap yang pertama di hatiku.
Aku memandikan adik-adik kecilku, memasak , dan menceritakan dongeng untuk adik-adikku yang memiliki nasib yang sama denganku.

Hari-haripun berlalu, bulan berganti bulan ,dan tahun berganti tahun. Kini aku beranjak memasuki dunia remajaku, aku tumbuh menjadi wanita yang cantik seperti ibuku.Aku masuk di sebuah SMP Negeri di dekat pantiku.

Di sekolah , aku hanya memiliki sedikit teman saja . Tidak jarang aku menjadi tempat ejekkan teman-temanku.
"Anak panti kok sekolah di sini , malu-maluin sekolah kita aja"
"bener tuh"
aku menjawab
"aku juga punya hak di sini, aku juga manusia sama seperti kalian. Aku memiliki wajah,hidung,muka,dan bisa berfikir sama seperti kalian , jadi kenapa kalian selalu menghinaku. Aku memang tinggal di panti karna aku membantu ibuku mengurus adik-adikku"
"oh ya, ia sih adik-adiknya, secara dia kan ditinggalkan orang tuanya di panti asuhan"
sentak aku membantah , namun ejekan mereka semakin menjadi-jadi

Aku pulang kepanti dengan menangis terisak-isak , dalam hatiku bertanya
" Apa benar yang mereka katakan"
"Apa aku ini anak yang di buang"
"Apa orang tuaku tidak menyayangiku"
dalam perjalananku banyak sekali pertanyaan yang hadir di benakku

Akhirnya setelah beberapa waktu aku sampai di halaman panti, ku lihat nampak ibu cemas melihatku menagis
" Kenapa dengan anakku sayang?"
"apa anak-anak nakal itu mengganggu mu lagi?"
lalu aku bertanya kepada ibu panti
" Ibu, apakah benar aku hanya anak yang di titipkan?"
"apakah benar aku di buang"
"kemana ayah selama ini bu?"

Sentak ibu panti menagis di hadapanku, aku merasa berdosa karna membuat ibu yang aku sayangi ini menangis.
"Maafkan bunga bu, Bunga gak bermaksud membuat ibu menangis"
"ibu jelek kalo menagis"
hiburku kepada ibu kedua ku ini
Ibu panti memeluk erat tubuhku dan berkata
"Walaupun Bunga bukan anak kandung ibu, namun bunga adalah anak yang ibu sayangi lebih dari apapun"
"Apa bu?"
aku menangis dan kaget mendengar cerita ibu ke dua ku ini
Lalu hari ini berlalu begitu lama bagiku
aku hanya menangis , murung dan diam

Malampun tiba .
"tok...tok..tok.."
seseorang mengetuk pintu kamar ku
lalu aku menghapus air mataku
"masuk aja, pintu gak bunga kunci"
lalu sesosok yang ku kenal masuk ke dalam kamarku
"kenapa dengan matamu bunga?, anakku menangis ya?"
"gak kok bu , cuman kelilipan aja"
"ibu mau mencertitakan kisah tentang ibumu"
aku sangat bahagia mendengar hal itu
" ibumu adalah seorang gadis yang cantik, dan gadis yang baik. Ia rela mempertaruhkan nyawanya untukmu anakku"
"tapi kenapa ibuku meninggalkanku"
"sebenarnya ceritanya panjang"
Semua masalah yang pernah ibu kandung ku ceritakan di ceritakan lagi oleh ibu keduaku, bahkan kejamnya kakek ku pun aku tau karna ambisinya.

Aku sangat merindukan ibu kandungku , namun aku juga menyanyagi ibu ke duaku seperti ibu kandungku
"ini nak , secari kertas yang ibumu tinggalkan saat menitipkanmu"
"Untuk apa kertas ini bu, apa ibu tau di mana keberadaan ibu kandung ku?"
" ini adalah petunjuk untukmu mencari ibu kandungmu"
"Ibu, apa boleh aku menganggap ibu seperti ibu kandungku ?"
"tentu anakku, ibu juga sangat menyayangimu"
malam ini aku dan ibu keduaku mengis dan berpelukkan

Saat di sekolah aku di ejek dengan hal yang berulang-ulang kali ku dengar. Dalam hatiku
"Tuhan, sabarkan aku menghadapi orang-orang ini"
mereka semakin mendekatiku dan mulai menghujatku
aku sentak menarik rambut gadis yang sangat sering mengejekku
"aaaaaaaaaaaa bantuin gw dong "
"awas kalo kalian berani batuin dia , liat aja besok aku bakal bunuh kalian"
"ih maaf kami pulang aja man, gak berani kami ama nih anak"
 aku dan manda saling menarik rambut hingga ibu guru menghentikan kami

"hei knapa kalian ini ?"
"manda yang mulai bu , dia mengejek dan menghujatku"
"Bohong bu, kan emang bener kalo lu anak buangan"

"hei manda, jaga ucapanmu"
"maaf bu"

aku pulang ke panti dengan keadaan yang acak-acakan
aku berlari ke gudang dan menagis di dalam gudang
aku mendengarkan lagu sedih
aku semakin larut dalam tangisan
tak ada seorang pun tahu dimana aku berada

Ku dengar bunyi guntur
"glegar..............."
Dalam tangis aku bertanya

"hujan mengapa engkau menangis
matahari kenapa engkau marah
bulan kenapa kau kesepian

aku tidak menangis seperti hujan
aku tak marah seperti matahari
dan aku tak kesepian seperti bulan

dalam hariku aku selalu bersyukuR"

hiburku dalam hatiku

Setelah malam larut aku menatap langit
 dan bertanya kembali

  bintang , apakah kau pernah melihat ibuku
bintang , apakah kau pernah melihatku saat dalam kandungan
  bintang , apakah kau pernah melihat ayahku ?
aku ingin melihat wajah orang tuaku
  bintang dapatkah kau gambarkan untukku
rupa ayah dan ibuku
  aku merindukan mereka sejak lahir ke dunia ini
harapan terbesarku adalah melihat dan memeluk ayah dan ibuku
dalam keheningan aku hanya membayangkan wajah buram yang ada dalam bayangan pikiranku
tanpa ku sadari aku tertidur dengan khayalanku yang sangat merindukan orang tuaku

teman-teman pembaca >>>>>>> tar lanjut part 2 nya lagi dalam proses penulisan
by jojo

Perjalanan hidupku

Ini adalah kisah pertama yang akan ku tuliskan . Menceritakan kisah yang pernah ku alami, mungkin ini adalah suatu yang sangat menyedihkan saat orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita .

Hari ini adalah awal yang baru bagiku, aku adalah seorang anak yang berparas biasa saja. Aku sangat menantikan saat- saat beranjak dewasa, saat aku duduk di sekolah dasar aku selalu bersama dua orang sahabat namanya adalah Nia Hartati dan Nisa Anggraini (alm).
Saat SD kami selalu melakukan hal- hal yang membuat orang tua kami khawatir. Kami selalu pergi tanpa memberitahukan orang tua kami kemana kami akan bermain.
Saya bernama Johan Ade Chayadi namun lebih di kenal dengan nama JOJO. Saat itu aku dan kedua sahabat ku ini bermain ke hutan , kami hidup di Kalimantan Tengah tepatnya di kecamatan Bukit Batu desa Tangkiling.

Petang itu mungkin sekitar pukul 13.23 WIB kami bermain ke hutan, kami mencari buah yang sering kami makan . Mungkin teman-teman baru pertama kali mendengar nama buah mesisin, Buah yang berbentuk kecil, manis, dan berbiji banyak.

Setelah mendapat cukup banyak buah mesisin , kami pergi ke Gosong ( Tumpukkan pasir putih di pinggir sungai ) kami menikmati petang sambil bermain pasir. Setelah kami menghabiskan buah mesisin itu , kami pergi menuju air sungai yang menyejukkan yang berada di hadapan kami untuk melepas panas yang mengerogoti tubuh kami.

Saat sore sudah menjelang kira-kira pukul 17.00 WIB kami pulang kerumah masing-masing. Saat di rumah orang tua kami sudah menanti kami , aku sadar bahwa orang tua ku menyayangiku sehingga mereka bertindak keras terhadapku .
Aku sudah tau pasti mamah sudah menantiku di depan pintu rumah . Saat ku mulai melangkah masuk ke dalam rumah dalam hati sudah takut
" ehm.............   ter dengar suara mamahku "
kesini dulu kamu nak

"Plak ...... aku meringis kesakitan saat sepotong rotan menghujam di kaki ku"
aku berlari menghindari mamah yang sedang marah dan mengunci kamar tidurku
dari luar terdengar suara mamah
" JO , buka pintunya sebelum mamah dobrak ini pintu"
aku tidak mau membuka pintu itu , karna ku tau mamah pasti akan melanjutkan hujaman rotan itu agar aku jera
Setelah beberapa menit ku dengar suara mamah sudah tidak lagi berkicau
aku duduk termenung sebentar
Dalam pikir dan hatiku bertanya " apakah aku bukan anaknya , sehingga orang tuaku mudah sekali memberi hujaman rotan yang terbagi 4 sisi itu"

Suatu hari Saat nenek ku sedang sakit parah, aku bermain ke rumah tetanggaku. kebetulan tetanggaku ini adalah teman sebaya ku
Siang itu aku bermain ke rumahnya, saat aku masuk tidak ada seorangpun di rumah teman ku ini
aku hanya duduk menunggu teman ku ini datang
"brak, suara temanku membuka pintu rumahnya"
Teman ku ini bertanya sedang apa aku di rumahnya?
Lalu aku menjawab mau m,enonton TV

kata temanku ini TVnya gak bisa hidup
lalu aku pulang ke rumah
belum beberapa saat aku sampai di rumah, kakak dari teman ku ini mendatangi rumahku dan mengatakan bahwa aku merusak TV kepunyaan mereka

Aku mengelak namun ayahku seolah mengacuhkan aku
ku lihat ayah pegi ke balik dapur dan mengambil sepucuk batang dari daun pisang
kemudian aku di panggikl ayahku
"kesini kamu anak nakal'
Saat itu aku ingin berlari namun aku takut
Ayahku menghujamkan batang pisang itu ke pergelangan kakiku hingaga kakiku mengeluarkan darah segar
sungguh miris , namun itu kenyataan yang ku hadapi.
Mulai dari hari itu hinga hari ini akau merasa tidak pernah cocok dengan ayahku

Hari ini adalah awal untukku memasuki SMP , aku mesuk di salah satu smp negeri yaitu SMPN 5 Bukit Batu
namun hari ini ku lihat ke dua sahabatku ini tidak muncul saat hari pertama . Ternyata sahabat ku masuk di sekolah yang berbeda, Nia masuk di SMPN 01 Banjarmasin, dan Nisa( alm) masuk di SMP Khatolik Santo Paulus di kota palangka raya.
Kami menjalani kehidupan masing-masing, dan saat di SMP sku bertemu teman-teman baruku. Mereka mempunyai karakter yang sangat unik, Aku masuk di kelas VII-4 yaitu kelas yang memiliki standar kepintaran diatas rata-rata.
Saat hari pertama banyak yang bekerja piket namun aku hanya duduk mengamati karena tidak ada sapu lagi di kelas itu. "plak .... sebuah sapu menghantamku"
sentak aku mencari orang yang lemparkan sapu itu
"eh gila lu , siapa yang melempar ini '
tiba-tiba seorang gadis berkulit hitam dengan logat jawa menghampiri aku
"aku , kenapa ?"
dalam hati ingin ku tampar namun ia wanita
saat itu aku mencoba menahan amarah
bukannya mintya maaf , dia malah menginjak kaki ku secara sengaja
sentak langsung ku tarik rambutnya
dan kami berjambak-jambakan
sungguh aneh tapi nyata
kemudian kami mulai mengenal guru-guru kami setelah beberapa lama kami belajar
3 orang temanku baru ku sangat lucu lagi, saat mereka membolos dari ruangan kelas maka tas mereka di sita oleh guru matematika kami yang bernama ibu Norani .

Setelah jam Bu Norani selesai mereka masuk dan mencari tasnya
gilang : Tas aku mana?
gak ada seorang pun yang jawab
tuge : punya ku juga gak ada lang
lalu Yulia : Aku juga

mereka adalah tiga sahabat pertamaku
aku memberi tahukan bahwa tas mereka di bawa oleh ibu Norani
mereka bergegas ke kantor guru dan mencari tas mereka
Saat kami sedang duduk santai gilang mengeluarkan kata - kata
X di kali X sama dengan telur bebek
telur bebek tamabah di kurang di kali dan di bagi sama dengan Ibu Norbek (sebutan ibu norani)

Setiap ibu Norani lewat kami selalu menyanyikan X itu
kemudian guru bahasa indo di panggil putri cahaya karna mirip pemain film putri cahaya

Saat ujian sejarah , ada satu hal yang lucu . seorang murid menjawab salah satu soal dengan nama seorang guru di sekolah kami tercinta ini

soal itu berbunyi " apa saja nama sebutan untuk manusia purba ?
jawabannya adalah  Homo sapiens , Homo erektus dan yang terakhir Ganda Purba  ( nama guru kesenian kami)

Sentak hal ini jadi lelucon satu sekolah, saat menerima rapor kelas satu nilaiku anjlok
aku masuk di kelas VII-2 di sini juga banyak hal yang lucu
ada temanku yang bernama nari sugeng dan mariana yang berkelahi hanya karna masalah tiang listrik saja
guru-guru juga lucu-lucu
saat kelas dua dan tiga , aku salalu masuk di dua besar.

Saat kelulusan aku mengambil sebuah sekolah kejuruan di palangka raya, aku masuk di jurusan elektronika audio vidio.
Aku memang anak yang lumayan rajin di sekolah, kalo lambat mencangkul dan membuat parit atau berkebun itu menjadi konsekwensi wajib di sekolah kami.
waktu berlalu dan teman kecilku sering bermain ke rumah tempat ku tinggal, Nisa (alm) datang dan bermain , meminta bantuan menjawab soal dan berbagai hal.

Saat hari minggu ia datang dan meminta di buatkan akun facebook, aku membutkan untuknya sebuah akun facebook yang bernama NhiZa RanZha Anggriani boleh di cek apa komentar orang orang di facebooknya


Saat 1 minggu sebelum kepergiannya untuk selamanya dia sms aku
"jo, bisa minjam card ridermu gak?"
lalu aku menjawab "bisa tapi aku sedang sibuk"
minggu depan aku kerumahmu
Hari jumat (28 agustus 2010) pagi kira-kira pukul 7.30WIB aku di hubungi oleh beberapa sahabat dan kakakku
saat menerima telpon dari kakak ku aku bingung mendengar suara kakakku yang menagis
dengan suara lirih kakakku mengatakan 
"JO, Nisa kecelakaan dan dia udah sekarat"
sentak aku kaget dan mengatakan  ah kakak ini bercanda keterlaluan"
lalu kakakku mengatakan ini serius
" Hari serasa begitu kejam pada hari itu"
Saat hujan deras aku mendatangi rumah sakit Doris Sylvanus palangka Raya
Sentak aku kaget melihat mamahnya isa menagis dan mengatakan " Jo, kamu gak akan bisa lagi untuk bertemu sahabat kecilmu ini untuk selamanya"
aku sentak menagis tanpa memikirkan siapapun yang ada di sekitarku
aku masuk ke UGD dan mendapati sahabat  kecilku sudah tidak dapat bekedip lagi"
tangannya sangat dingin
aku menangis meluapkan perasaanku
saat ku sentuk kepalanya 
darah mengalir di tanganku
dan saat itu aku sangat terpukul
andai saja aku bisa membahagiakan dia sebelum akhir hayatnya
Dan saat di rumah duka 
teman-teman sekelasnya berbincang waktu malam sebelum kecelakaan itu dia mengirimkan pesan berisi
" Teman-teman , Jika aku memiliki kesalahan aku minta maaf beribu maaf. dan kita tak akan tau apa yang akan terjadi pada hari esok, sebelum kematian menjemputku aku meminta maaf. 
aku tidak di kirimkan pesan itu 
entah mengapa , malam pertama ketika ia meninggal . aku bermimpi kalau aku di bawa jalan- jalan, dan dia megatakan aku kesepian. lalu kami kerumah sahabatku nia, dan ku dapati banyak orang berkumpul. 
aku bertanya mengapa , ternyata nia meninggal dunia dalam mimpiku.
kemudian aku pergi ke palangka raya dalam mimpiku aku di tabrak 2 kali di tempat yang sama ia mengalami kecelakaan itu dan aku terbangun 
pagi itu aku bercerita dengan ibunya alm. Nisa  
kemudiaan ibunya juga menceritakan kejanggalan 1 bulan sebelum kejadian itu terjadi
kata tante kalau nisa sudah mengemasi pakainya ke dalam koper
lalu mamahnya bertanya
"untuk apa mu pakaian itu?
lalu ia menjawab
"gak ada aja mah, untuk perjalanan jauh nanti"
dalam pikiran tante bahwa libur sebentar lagi jadi wajar kalau dia berkemas


setelah itu tante mengatakan 
" jo, tante minta kamu jangan balik ke tangkiling sampai ke 40 hari Nisa"
tante takut mimpimu terjadi
kemudian hingga hari ke 40 aku tak pernah ke tangkiling
aku dan nia masih akrab hingga sekarang 

kisah ini berdasarkan kisah nyata ku

jika ingin melihat facebook ku search aja joe ghokil abiz 
kami akan selalu bersama walau di pisahkan jarak dan waktu 

"hidup itu tak terduga
kehilangan memberi pelajaran untuk kita 
agar kita menghargai orang yang kita sayangi , selama mereka masih ada"