Hari itu di malam yang pekat, seorang ibu membawaku ke sebuah panti asuhan yang berada di daerah bogor.
Dalam dinginnya malam ibu itu berlari sambil menangis karna harus melepaskanku, aku hanya seorang bayi yang tak mampu berbuat apa-apa.
Tangisanku sangat kencang karna tertimpa dinginnya angin malam, aku dan ibu itu tak tau harus kemana dan harus berbuat apa .
Saat itu ibu yang menggendongku mencari tempatku untuk di titipkan, setelah beberapa waktu kamipun singgah di sebuah PANTI Asuhan SOSIAL ANAK yang bernama "Permata Hati".
Ibu yang menggendongku kemudian mengetuk pintu panti tersebut, dan dia berbincang dengan pemilik panti tersebut.
"Maaf ibu, ada yang bisa di bantu?"
"Ibu, saya boleh tidak menitipkan anak saya. Saya berjanji akan menjemputnya lagi!!"
"Sebelumnya , saya minta maaf . Saya tidak berani jika ibu tidak memberikan alasan yang jelas"
"Maaf, ibu saya sangat membutuhkan bantuan ibu"
"Saya minta maaf bu, saya tidak bisa menerima jika ibu tidak memberi alasan yang jelas"
"Baiklah, saya lari dari rumah, Saya takut ayah saya akan membunuh bayi saya ini"
"Astaga, bagaimana bisa bu. Dia kan anak ibu"
"Sangat sulit menceritakkannya ibu"
"Baiklah, kalau begitu ibu bisa menitipkan anak ibu disini. Siapa nama bayi ini bu ?
"Namanya Bunga, Bunga Melati "
"Bagus sekali namanya Ibu"
"Saya berharap kelak saat dia dewasa dia bisa menerima semua yang terjadi , saya juga ingin agar dia selalu di kenang karna kebaikannya . Saya yakin suatu saat saya akan bertemu dengannya pada waktu yang tepat, dan saya juga ingin anak saya ini menjadi seseorang yang penyayang dan penyabar "
"Bagus sekali doa dan arti dari nama anak ibu, baiklah kalau begitu ibu tinggal di sini dulu untuk malam ini"
"Terima kasih ibu, semoga Tuhan membalas semua kebaikan Ibu kepada saya"
"Sama-sama ibu, Tuhan itu selalu mempertemukan kita pada waktu yang tepat ibu, karna Dia tau bahwa ibu adalah orang yang baik"
Malam itu aku tidur di pelukkan ibuku, dan itu adalah terakhir kali ku merasakan kasih sayang dan pelukkan hangat ibu kandungku untuk waktu yang lama.
Pada pagi hari, ibuku sudah tak ada lagi di sampingku, aku hanya menagis keras di tempatku tidur.
"Anak manis, jangan menangis ibu mu hanya pergi sebentar . Ibumu adalah seorang ibu yang baik"
hanya tangisan yang ku keluarkan "oaaaaa........ooaaaaaaa"
Waktupun berlalu begitu cepat, aku sudah tumbuh menjadi seorang anak yang rajin membantu ibu panti untuk mengurus bayi yang lain. Aku sudah berumur 8 tahun , dan aku sangat menyanyagi ibu panti seperti ibu kandungku.
Aku juga menyayangi anak-anak panti seperti adik-adikku.
Di hari itu aku bertanya kepada ibu panti
"Ibu, kok adik-adik ku ini di tinggalkan di sini?"
"Ya anakku, itu karna banyak hal yang terjadi mungkin orang tuanya tidak mampu membiaya kehidupannya. Ibu sayang mereka seperti ibu menyanyangimu, jangan pernah membiarkan mereka kesusahan ya anakku"
"Iya ibuku sayang"
"baguslah kalau begitu, cepat anakku yang ibu sayangi .Mandikan adik-adikmu"
"ia bu, oh ya bu . Aku mau bertanya?"
"Ia, kenapa anakku"
"Ibu, apa aku ini anak kandung ibu ? atau hanya titipan seperti adik-adikku"
Sentak ibu panti terdiam dan terlihat murung.
Lalu aku berkata lagi
"Maafkan aku ibu karna menanyakan hal yang tidak pantas, kalau begitu aku mau memandikan adik-adiku ya ibu ku sayang"
Kemudian aku mencium keningnya dan mulai beranjak meninggalkan ibu ke dua ku itu ,namun tetap yang pertama di hatiku.
Aku memandikan adik-adik kecilku, memasak , dan menceritakan dongeng untuk adik-adikku yang memiliki nasib yang sama denganku.
Hari-haripun berlalu, bulan berganti bulan ,dan tahun berganti tahun. Kini aku beranjak memasuki dunia remajaku, aku tumbuh menjadi wanita yang cantik seperti ibuku.Aku masuk di sebuah SMP Negeri di dekat pantiku.
Di sekolah , aku hanya memiliki sedikit teman saja . Tidak jarang aku menjadi tempat ejekkan teman-temanku.
"Anak panti kok sekolah di sini , malu-maluin sekolah kita aja"
"bener tuh"
aku menjawab
"aku juga punya hak di sini, aku juga manusia sama seperti kalian. Aku memiliki wajah,hidung,muka,dan bisa berfikir sama seperti kalian , jadi kenapa kalian selalu menghinaku. Aku memang tinggal di panti karna aku membantu ibuku mengurus adik-adikku"
"oh ya, ia sih adik-adiknya, secara dia kan ditinggalkan orang tuanya di panti asuhan"
sentak aku membantah , namun ejekan mereka semakin menjadi-jadi
Aku pulang kepanti dengan menangis terisak-isak , dalam hatiku bertanya
" Apa benar yang mereka katakan"
"Apa aku ini anak yang di buang"
"Apa orang tuaku tidak menyayangiku"
dalam perjalananku banyak sekali pertanyaan yang hadir di benakku
Akhirnya setelah beberapa waktu aku sampai di halaman panti, ku lihat nampak ibu cemas melihatku menagis
" Kenapa dengan anakku sayang?"
"apa anak-anak nakal itu mengganggu mu lagi?"
lalu aku bertanya kepada ibu panti
" Ibu, apakah benar aku hanya anak yang di titipkan?"
"apakah benar aku di buang"
"kemana ayah selama ini bu?"
Sentak ibu panti menagis di hadapanku, aku merasa berdosa karna membuat ibu yang aku sayangi ini menangis.
"Maafkan bunga bu, Bunga gak bermaksud membuat ibu menangis"
"ibu jelek kalo menagis"
hiburku kepada ibu kedua ku ini
Ibu panti memeluk erat tubuhku dan berkata
"Walaupun Bunga bukan anak kandung ibu, namun bunga adalah anak yang ibu sayangi lebih dari apapun"
"Apa bu?"
aku menangis dan kaget mendengar cerita ibu ke dua ku ini
Lalu hari ini berlalu begitu lama bagiku
aku hanya menangis , murung dan diam
Malampun tiba .
"tok...tok..tok.."
seseorang mengetuk pintu kamar ku
lalu aku menghapus air mataku
"masuk aja, pintu gak bunga kunci"
lalu sesosok yang ku kenal masuk ke dalam kamarku
"kenapa dengan matamu bunga?, anakku menangis ya?"
"gak kok bu , cuman kelilipan aja"
"ibu mau mencertitakan kisah tentang ibumu"
aku sangat bahagia mendengar hal itu
" ibumu adalah seorang gadis yang cantik, dan gadis yang baik. Ia rela mempertaruhkan nyawanya untukmu anakku"
"tapi kenapa ibuku meninggalkanku"
"sebenarnya ceritanya panjang"
Semua masalah yang pernah ibu kandung ku ceritakan di ceritakan lagi oleh ibu keduaku, bahkan kejamnya kakek ku pun aku tau karna ambisinya.
Aku sangat merindukan ibu kandungku , namun aku juga menyanyagi ibu ke duaku seperti ibu kandungku
"ini nak , secari kertas yang ibumu tinggalkan saat menitipkanmu"
"Untuk apa kertas ini bu, apa ibu tau di mana keberadaan ibu kandung ku?"
" ini adalah petunjuk untukmu mencari ibu kandungmu"
"Ibu, apa boleh aku menganggap ibu seperti ibu kandungku ?"
"tentu anakku, ibu juga sangat menyayangimu"
malam ini aku dan ibu keduaku mengis dan berpelukkan
Saat di sekolah aku di ejek dengan hal yang berulang-ulang kali ku dengar. Dalam hatiku
"Tuhan, sabarkan aku menghadapi orang-orang ini"
mereka semakin mendekatiku dan mulai menghujatku
aku sentak menarik rambut gadis yang sangat sering mengejekku
"aaaaaaaaaaaa bantuin gw dong "
"awas kalo kalian berani batuin dia , liat aja besok aku bakal bunuh kalian"
"ih maaf kami pulang aja man, gak berani kami ama nih anak"
aku dan manda saling menarik rambut hingga ibu guru menghentikan kami
"hei knapa kalian ini ?"
"manda yang mulai bu , dia mengejek dan menghujatku"
"Bohong bu, kan emang bener kalo lu anak buangan"
"hei manda, jaga ucapanmu"
"maaf bu"
aku pulang ke panti dengan keadaan yang acak-acakan
aku berlari ke gudang dan menagis di dalam gudang
aku mendengarkan lagu sedih
aku semakin larut dalam tangisan
tak ada seorang pun tahu dimana aku berada
Ku dengar bunyi guntur
"glegar..............."
Dalam tangis aku bertanya
"hujan mengapa engkau menangis
matahari kenapa engkau marah
bulan kenapa kau kesepian
aku tidak menangis seperti hujan
aku tak marah seperti matahari
dan aku tak kesepian seperti bulan
dalam hariku aku selalu bersyukuR"
Setelah malam larut aku menatap langit
dan bertanya kembali
bintang , apakah kau pernah melihat ibuku
bintang , apakah kau pernah melihatku saat dalam kandungan
bintang , apakah kau pernah melihat ayahku ?
bintang , apakah kau pernah melihatku saat dalam kandungan
bintang , apakah kau pernah melihat ayahku ?
aku ingin melihat wajah orang tuaku
bintang dapatkah kau gambarkan untukku
rupa ayah dan ibuku
aku merindukan mereka sejak lahir ke dunia ini
harapan terbesarku adalah melihat dan memeluk ayah dan ibuku
bintang dapatkah kau gambarkan untukku
rupa ayah dan ibuku
aku merindukan mereka sejak lahir ke dunia ini
harapan terbesarku adalah melihat dan memeluk ayah dan ibuku
dalam keheningan aku hanya membayangkan wajah buram yang ada dalam bayangan pikiranku
tanpa ku sadari aku tertidur dengan khayalanku yang sangat merindukan orang tuaku
teman-teman pembaca >>>>>>> tar lanjut part 2 nya lagi dalam proses penulisan
by jojo

ini nia
ini saya