Embun pagi menusuk relung jiwa ini.
Entah mengapa? " aku terbangun dari mimpi burukku".
Ku lihat di sekelilingku , ruangan kosong yang dulu sering ku kunjungi sewaktu ku kecil.
Aku berjalan menyusuri lorong yang ada di bangunan rumah ,yang ku diami selama beberapa tahun ini.
Sejenak ku berhenti , aku memandang sebuah ruangan yang tak asing bagiku.
Terbesit dibenakku tentang masa lalu yang ku alami, kepahitan yang terasa semakin menusuk di pagi ini.
Ruang gelap seakan mengejar dan menutupi kehidupanku, akankah rasa ini selalu menghantuiku ?
Suara dahan berderit dihempas oleh angin , seolah alam ingin berteiak mewakili ku . Senjak aku bersandar , dalam benakku berseru :
Aku ingin bebas
Aku ingin hidup semestinya
Aku ingin agar bebanku telepas
Aku ingin tangisanku berhenti
Tuhan , aku ingin mengadu padaMU
Sebenarnya aku lelah yang
Tubuh ini tak sanggup tuk menahan perih lagi
Aku terjatuh
Dalam kekelaman ini
Aku hanya bisa mengharapkan kasih sayangMU Tuhan
Karna Kau tau terbaik untukku
Hari mulai menjelang pagi, dan akupun mulai terbangun dari belenggu anganku.
Teringat kembali aku pada secarik kertas itu dan sebuah kalung liontin yang di titipkan pada ibu panti, dalam benakku ada suatu pertanyaan yang harus ku jawab sendiri .
Apakah aku harus mencari orang tuaku atau aku tetap bersama keluarga kecilku, semua ini menjadi pertanyaan yang sangat berat bagiku.
Aku dalam ambang batas
Dimana aku harus memilih apakah aku harus mengorbankan salah satunya,disini aku hampir saja putus asa.
Termenung lagi, dan aku harus merasakan suatu situasi yang tidak mendukung . Seseorang menyadarkanku dari lamunanku, suara lirih itu tak asing bagiku.
Ternyata benar , Ia adalah ibu kedua ku . Ia bertanya mengapa aku termenung, "eh ibu" cetusku
Kenapa kamu termenung nak?
"Gak kenapa _ napa bu"
Ya sudah jangan terlalu di pikirkan
"Iya bu"
"Iya bu"
Bagaimana , apakah kamu ingin mencari ibu kandungmu Bunga?
" Ah ibu, jangan berkata seperti itu "
"Gak apa - apa Bunga itu sudah sewajarnya"
"Bunga ingin bersama Ibu"
"Bunga memang anak kesayangan ibu"
"Peluk Bunga ibu"
" Iya nak"
Dua insan tersebut saling melengkapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar